April 27, 2023

Atasi Masalah Finansial dan Putus Rantai Sandwich Generation

Sandwich generation adalah kondisi saat seseorang harus menanggung beban orang tua, anak ataupun adik secara finansial dan tanggung jawab lainnya. Bagaimana cara mengatasinya? Mari kita bahas bersama.

Atasi Masalah Finansial dan Putus Rantai Sandwich Generation

Key Takeaways

  • Masalah generasi sandwich sudah banyak terjadi di sekitar kita
  • Untuk meminimalisir dampak dari masalah sandwich generation kita perlu memahami dampak, penyebab, dan cara meminimalisirnya.

Memiliki keluarga yang bahagia dan harmonis tentu menjadi impian kita semua. Namun, untuk mendapatkan hal tersebut ternyata jalan yang harus ditempuh setiap orang mungkin tidak sama. Tingkat kesulitan yang harus dihadapi bisa jadi sangat beragam. Salah satunya ketika harus dihadapkan dengan sebuah situasi yang disebut generasi sandwich.

Istilah ini mungkin sudah sering Anda dengar, atau bahkan banyak dari teman-teman Anda yang memberikan label "sandwich generation" kepada Anda?

Di artikel ini, kita akan membahas bersama tentang fenomena generasi sandwich dengan lebih mudah namun tetap memberikan pandangan yang lebih luas agar Anda mampu menyikapi fenomena inidengan lebih bijak.

Apa Itu Generasi Sandwich?

Istilah generasi sandwich ini diperkenalkan oleh Dorothy A. Miller, seorang profesor sekaligus direktur praktikum Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat pada tahun 1981.

Istilah sandwich generation ini menggambarakan sebuah isian roti lapis yang dihimpit dua roti di atas dan bagian bawahnya. Analogi roti lapis ini digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang yang menjadi generasi sandwich harus menanggung beban dari dua generasi, yaitu generasi atas dari orang tuanya dan generasi bawah dari anak-anaknya atau adik-adiknya.

Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2019, sebesar 40,64% lansia masih tinggal bersama 3 generasi. Artinya, dalam satu rumah terdapat 3 generasi yang berbeda. Hal ini tentu saja menyebabkan orang dewasa yang menjadi sumber penghasilan utama di rumah itu menjadi seorang generasi sandwich.

Mengapa generasi sandwich bisa menjadi masalah dalam kondisi finansial?

Mari sejenak kita membayangkan, jika kita adalah orang dewasa berusia 30an yang sudah menikah. Normalnya, kita hanya akan mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga kita sendiri. Ini kondisi berbeda bagi generasi sandwich.

Ketika mereka menerima gaji, mereka harus mengelola keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri dan juga menanggung beban orang tuanya. Mungkin, terdengar terlalu kejam jika kita bilang menanggung beban orang tua karena budaya kita yang mengajarkan berbakti pada orang tua. Namun, suka atau tidak suka kondisi seperti ini jika dibiarkan akan semakin menyulitkan kondisi keuangan kita dan generasi-generasi kita selanjutnya.

Lalu apa yang haru kita lakukan?

Silahkan lanjutkan membaca untuk mengetahuinya.

Jenis-Jenis Sandwich Generation

Sebelum kita membahas tentang apa yang perlu kita lakukan untuk memutus rantai ini, ada baiknya kita memahami jenis generasi sandwich terlebih dahulu.

1. The Traditional Sandwich Generation

Jenis generasi sandwich yang pertama ini yang paling umum kita temui di sekitar kita, atau bahkan kita sendiri yang mengalaminya.

Generasi sandwich ini adalah orang dewasa pada rentang usia 40-50 tahun yang harus menanggung beban finansial orang tua dan juga anaknya.

2. The Club Sandwich Generation

The club sandwich generation ini biasanya berisi orang dewasa berusia 30 hingga 60 tahun yang diharuskan menanggung beban finansial orang tua, anak, hingga nenek kakek.

3. The Open-Faced Sandwich Generation

Apakah Anda belum menikah namun sudah mengalami kesulitan finansial karena menjadi tulang punggung keluarga?

Jika definisi generasi sandwich digambarkan dengan beban fiannsial dari 2 sisi, seseorang yang belum menikah namun harus menjadi tulang punggung keluarga juga disebut sebagai generasi sandwich, sebutannya the open-faced sandwich generation.

Menurut survey di 2021, golongan ini menempati posisi kedua terbanyak di Indonesia.

Penyebab Generasi Sandwich

Mungkin pertanyaan yang ada di benak Anda saat ini adalah apa yang sebenarnya terjadi di hidup Anda sehingga Anda terjebak dalam situasi generasi sandwich.

Kondisi ini sebenarnya terjadi karena situasi-situasi kompleks yang mungkin jauh dari kontrol kita sendiri. Namun, untuk sedikit memahaminya, kami akan menyajikan beberapa hal yang mungkin menyebabkan kondisi generasi sandwich ini terjadi pada kita semua.

1. Kurang Siap dalam Finansial

Salah satu penyebab utama generasi sandwich adalah gagalnya sesorang untuk menyiapkan finansial untuk hari tua.

2. Membeli Barang yang Kurang Bermanfaat

Generasi sandwich bisa juga terjadi karena kita tidak disiplin untuk membuat alokasi dalam membeli barang. Kebiasaan untuk membeli barang yang tidak ada gunanya akan membawa kita pada kondisi generasi sandwich yang lebih buruk lagi.

3. Korban dari Generasi Sebelumnya

Ada beberapa situasi dalam hidup ini yang memang sulit untuk kita kendalikan. Salah satunya adalah jika kita menjadi generasi sandwich karena generasi sebelum kita juga mengalaminya. Sehingga sangat sulit untuk memperbaiki kondisi saat ini.

Dampak Generasi Sandwich

Menjadi seorang sandwich generation tentu tidak mudah, akan ada dampak-dampak yang harus kita tanggung dalam kesehariannya. Seperti berikut:

1. Tingkat Stress yang Lebih Tinggi

Dengan beban yang lebih besar sandwich generation rentan untuk terkena stress yang lebih tinggi. Mereka harus mampu mengatasi tekanan secara finansial dan juga mental dengan lebih baik.

2. Sulit untuk Mencapai Rasa Puas

Dengan beban harapan yang cukup besar di pundak mereka, tidak herang jika generasi ini mengalami kesulitan untuk mencapai sebuah kepuasan dalam hidup. Bagaimana tidak, ketika mereka telah melakukan yang terbaik, beban nyata yang ada di depan mereka sangat menyulitkan untuk dihindari.

3. Lebih Mudah Khawatir

Sebagai satu-satunya sumber penghasilan generasi sandwich seringkali menyikapi segala kejadian di dunia ini dengan perasaan khawatir yang berlebih. Kondisi ini disebabkan karena jika ada hal kurang baik yang menimpa mereka dampaknya akan sangat luas bagi kehidupan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.

4. Keharusan untuk Menunda Mimpi Pribadi

Dengan kemampuan finansial yang cenderung kurang baik, tidak jarang seorang generasi sandwich harus menunda mimpi mereka demi memenuhi kebutuhan keluarga dan orang tua. Dampaknya tentu cukup besar secara mental seseorang.

Namun, Anda tidak perlu terlalu khawatir karena di bagian akhir dari artikel ini kami akan membagikan tips yang bisa Anda coba untuk memutus rantai ini.

Cara Memutus Rantai Generasi Sandwich

Meskipun terlihat sangat berat, rantai generasi sandwich bukan tidak mungkin untuk diputus. Kami berharap Andalah orang yang akan memutus rantai tersebut di keluarga Anda.

Cara Memutus Rantai Generasi Sandwich

Untuk membantu mewujudkan hal tersebut, kami akan mencoba membagikan berbagai tips yang telah kami kumpulkan dari berbagai sumber agar bisa menjadi sudut pandang baru bagi Anda agar mampu memutus rantai ini.

1. Periksa Kondisi Keuangan

Untuk tips yang pertama adalah periksa kondisi keuangan Anda. Cara pertama ini perlu Anda lakukan agar Anda bisa memetakan kondisi keuangan Anda saat ini.

Cara ini juga bermanfaat untuk memeriksa berbagai pengeluaran dan pendapatan yang Anda miliki guna menyusun strategi lanjutan untuk menyiapakan dana pensiun bagi Anda sendiri.

Anda bisa mulai dengan melakukan diskusi santai bersama pasangan untuk mencatat berbagai pengeluaran wajib yang harus Anda tanggung.

2. Komunikasikan Kondisi Keuangan Anda

Setelah Anda sudah mengerti kondisi keuangan Anda, langkah selanjutmya perlu Anda lakukan dengan mengomunikasikan hal ini ke orang-orang yang menjadi tanggung jawab Anda.

Kunci dari sebuah hubungan keluarga adalah komunikasi, cobalah untuk membuka diskusi terkait hal ini untuk menemukan jalan keluar bersama. Setelah melakukan diskusi, jika Anda menerima bantuan dari orang-orang yang menjadi tanggung jawab Anda jangan ditolak. Kesampinkan dulu ego diri untuk memperbaiki kondisi ini agar tidak terus turun ke generasi berikutnya.

3. Study Hard and Work Hard

Jika kita cermati penyebab pertama masalah dalam hal ini adalah kurangnya kemampuan finansial untuk menopang beban finansial yang ada.

Jika Anda dalam posisi yang masih mampu untuk belajar hal baru guna meningkatkan pendapatan Anda. Kami sarankan untuk mulai melakukannya sekarang. Selain itu, kita juga perlu membekali diri kita dengan ilmu literasi keuangan agar kita mampu untuk menyusun strategi pengelolaan keuangan yang lebih baik lagi.

Dengan menambah pengetahuan tentang keuangan Anda akan mulai mengenal potensi-potensi asuransi, investasi, dan hal-hal lain untuk Anda gunakan di hidup Anda.

4. Cari Sumber Penghasilan Tambahan

Mengingat kondisi saat ini yang begitu tidak menentu, mengandalkan satu sumber penghasilan untuk orang yang memiliki banyak tanggung jawab agaknya terlalu berisiko.

Membuka keran pendapatan baru tentu baik untuk mulai dipertimbangkan. Berbagai sumber penghasilan tambahan yang bisa dilakukan tanpa harus meninggalkan pekerjaan utama sudah banyak tersedia saat ini.

Mulai dari membuka bisnis online, menjual aset digital, menjadi seorang affiliator, dan membuka channel YouTube bisa mulai Anda pertimbangkan. Anda juga bisa mulai melihat dari hobi Anda, apakah hobi yang Anda lakukan sekarang dapat digunakan untuk mencari penghasilan tambahan.

5. Disiplin Melakukan Pengelolaan Keuangan

Setelah menemukan solusi bersama keluarga, Anda dan keluarga perlu disiplin mematuhi pengelolaan keuangan yang telah disusun agar kondisi ini bisa membaik.

Berbagai cara pengelolaan keuangan berikut bisa Anda mulai disiplinkan ke keluarga Anda:

  • Memisahkan kebutuhan dan keinginan
  • Menerapkan metode alokasi gaji 50 30 20
  • Menghindari hutang
  • Menjadikan pencatatan keuangan sebagai kebiasaan

6. Mempersiapkan Dana Darurat

Setelah hal-hal di atas sudah Anda lakukan, hal pertama yang perlu Anda lakukan selanjutnya adalah menyiapkan dana darurat.

Ini adalah hal yang paling penting untuk diprioritaskan pertama, karena dengan adanya dana darurat kita akan jadi lebih tenang dan lebih siap ketika ada kejadian tidak terduga yang terjadi pada kita ataupun keluarga.

Sisihkan uang dari pendapatan Anda untuk mengisi pos dana darurat terlebih dahulu.

Baca juga: Cara Mengelola Keuangan Pribadi dengan Bijak

7. Menggunakan Asuransi

Jika pos dana darurat sudah aman, kami menyarankan Anda untuk mulai menggunakan layanan asuransi. Berbagai kejadian tidak diinginkan mungkin bisa terjadi pada Anda dan keluarga.

Memiliki perlindungan dari asuransi bisa meminimalisir dampak finansial yang lebih besar untuk Anda dan keluarga. Pelajari berbagai jenis asuransi yang cocok untuk Anda dan keluarga gunakan.

8. Menyiapkan dan Pensiun

Melihat penyebab generasi sandwich sebelumnya, bisa kita lihat bahwa penyebabnya adalah kegagalan seseorang untuk menyiapkan dana pensiun untuk dirinya.

Maka dari itu, menyiapkan dana pensiun bisa menjadi solusi ampug untuk memutus rantai generasi sandwich ini.

9. Buat Batasan untuk Keluarga

Kami mengerti, sebagai seorang anak kita tentu ingin berbakti kepada orang tua kita. Namun, kita juga harus sadari bahwa membuat sebuah batasan penting untuk dilakukan agar semua strategi yang telah kita pelajari dapat kita lakukan.

Membuat batasan ini bukan berarti kita lari dari tanggung jawab untuk berbakti kepada orang tua, namun, hal ini berarti bahwa kita telah dewasa dan mampu untuk mengambil keputusan untuk sesuatu yang lebih besar manfaatnya.

Batasan di sini juga artinya, kita memberikan jumlah alokasi kepada orang tua dalam kemampuan terbaik kita. Kita juga tidak boleh menjadi pribadi yang pelit kepada orang tua, cukup atur porsinya saja.

Semoga segala pembahasan kita di sini bisa memberikan sudut pandang baru bagi Anda terhadap situasi generasi sandwich yang mungkin terjadi pada Anda atau orang di sekitar Anda.

Jika Anda membutuhkan saran dari seorang profesional financial advisor untuk menyusun strategi finansial terkait hal ini, silahkan hubungi kami di sini.

Article written by Stephanie Tania
Pecinta Kuliner dan Jalan - Jalan. Stephanie Tania adalah penulis konten dari tim TMF Financial Advisor. Motto hidupnya adalah "kamu boleh buang uang, tapi tidak boleh buang waktu".
logo-tmf-white
​PERNYATAAN UMUM:
Website ini adalah website pribadi, BUKAN merupakan bagian dari PT. Prudential Life Assurance ataupun Grup keuangan lainnya. Website ini adalah media online dengan tujuan untuk penyampaian informasi dan memberi edukasi kepada masyarakat mengenai asuransi dan perencanaan keuangan. Konten yang ditulis ialah interpretasi pribadi.

© 2020 - 2024 by TMF Financial
chevron-down linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram