Dalam mengelola keuangan kita tidak akan lepas dari yang namanya risiko finansial. Namun, risiko ini bukan berarti tidak bisa kita minimalisir. Begini caranya!
Key Takeaways
Sebagai seseorang yang sudah cukup sadar tentang masalah keuangan, kita mungkin telah terbiasa untuk melakukan manajemen finansial dalam keseharian kita. Namun, tidak bisa kita pungkiri sesuatu yang bisa kita kelola tentu saja memiliki risiko yang mungkin akan muncul dalam proses mencapai tujuan finansial kita masing-masing.
Jika kita mau sejenak merenung, kita sebenarnya telah melihat berbagai contoh risiko yang berhubungan dengan keuangan.
Seperti, ketika seorang teman yang kita tahu hidup serba berkecukupan, namun dalam sekejap mata mengalami kondisi keuangan yang buruk akibat kesalahan dalam pengambilan keputusan investasi.
Atau mungkin, kita melihat banyak saudara kita yang terpaksa jatuh dalam kesulitan ekonomi akibat daerahnya terkena bencana alam.
Semua contoh risiko di atas hanya sebagian kecil dari berbagai risiko yang mungkin dapat terjadi pada kita semua.
Kondisi-kondisi ini biasa dikenal dengan risiko finansial. Namun, Anda tidak perlu khawatir menghadapinya karena melalui artikel ini kami akan mencoba membantu Anda untuk melakukan manajemen risiko finansial.
Silakan lanjutkan membaca.
Sebelum melangkah lebih jauh, sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang pengertian risiko finansial agar pembahasan yang akan kita lakukan selanjutnya ada dalam sudut pandang yang sama.
Risiko finansial atau risiko keuangan adalah segala risiko kerugian yang mungkin terjadi dan memengaruhi kondisi keuangan kita. Risiko finansial dapat menyebabkan hilangnya sebgaian atau bahkan keseluruhan aset kekayaan kita. Risiko finansial ini muncul diakibatkan oleh banyak faktor, bisa faktor dari dalam diri kita dan berbagai faktor eksternal yang di luar kendali kita.
Berdasarkan berbagai literasi keuangan, dua faktor di atas bisa digolongkan menjadi risiko finansial sistematis dan risiko finansial non-sistematis.
Risiko finansial sistematis sendiri adalah risiko finansial yang tidak akan pernah bisa kita prediksi maupun hindari, contohnya adalah perubahan suku bunga, inflasi nilai mata uang, perubahan statistik suatu harga sekuritas dalam waktu tertentu (volatilitas). Berbagai fenomena ini berada di luar kendali kita, biasanya disebabkan oleh aktivitas politik yang terjadi di sebuah negara dan satu contoh yang paling nyata di depan mata kemarin adalah pandemi Covid-19.
Selanjutnya, risiko finansial non-sistematis adalah risiko finansial yang muncul akibat dari pengambilan sebuah keputusan baik itu secara individu maupun secara organisasi atau perusahaan.
Risiko finansial tidak hanya terbagi menjadi dua saja, pada bagian berikutnya kita akan membahas lebih jauh tentang risiko finansial.
Berbicara mengenai risiko finansial, akan banyak sekali hal yang perlu kita ketahui dan bahas bersama. Sebuah topik penting yang mungkin mengahruskan kita untuk menyisihkan waktu sendiri untuk mempelajarinya.
Setelah mengerti pengertian risiko finansial, sekarang kita akan membahas tentang jenis risiko keuangan atau finansial.
Dalam lingkup perseorangan, risiko finansial dapat digolongkan sebagai berikut:
Risiko pengeluaran adalah segala risiko yang timbul akibat pengeluaran yang harus kita keluarkan untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Pengeluaran sebenarnya tidak serta merta menjadi sebuah risiko finansial asalkan jumlah yang harus kita keluarkan memang sudah kita prediksi sebelumnya dan tidak melebihi pendapatan yang kita terima.
Contohnya, ketika kita membayar untuk makan — ini bukan termasuk risiko finansial karena pengeluaran ini memang kita tahu harus kita keluarkan. Namun pengeluaran untuk makan ini bisa menjadi risiko finansial ketika kita membeli makanan yang jauh dari kemampuan kita dikarenakan impulsive buying.
Risiko pendapatan adalah segala risiko yang timbul akibat turunnya kemampuan kita untuk dapat menghasilkan pendapatan.
Contoh risiko finansial pendapatan adalah ketika kita terdampak PHK dan kehilangan pekerjaan, bisnis yang kita jalankan harus tutup, atau kecelakaan yang menyebabkan kita tidak mampu lagi untuk bekerja.
Seperti namanya, risiko ini timbul karena berkurang atau hilangnya aset dan investasi yang kita miliki.
Contoh risiko finansial aset dan investasi adalah kerusakan atau pencurian properti aset investasi, kemerosotan nilai mata uang (inflasi), penyusutan nilai aset (depresiasi), tabungan yang tidak mencukupi untuk melanjutkan investasi, dan melakukan investasi yang tidak tepat sehingga tidak dapat mencapai tujuan finansial.
Tidak dapat dipungkiri, urusan kredit dan utang itu sangat dekat dengan kita, apalagi untuk Anda yang merupakan seorang pebisnis. Sama seperti risiko pengeluaran, risiko ini tidak akan menjadi risiko jika jumlah utang dan kredit kita masih dalam kendali kita.
Namun, kredit dan utang bisa menjadi sebuah contoh risiko finansial — ketika kredit dan utang yang kita punya, kita gunakan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan hanya untuk kepuasan kita sesaat.
Berdasarkan dampaknya, risiko finansial juga dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
Penggolongan pertama didasarkan pada langsung tidaknya kerugian yang kita terima.
Risiko murni adalah risiko yang kerugiaannya muncul secara langsung saat itu juga. Misalnya, kerusakan pada alat kerja kita yang berakibat kita tidak mampu menyelesaikan sebuah pekerjaan.
Sedangkan risiko spekulatif adalah risiko finansial yang kerugiannya muncul disebabkan oleh tidak maksimalnya keuntungan yang kita peroleh saat melakukan aktivitas itu. Misalnya, tidak meminimalisir risiko dalam berinvestasi sehingga imbal balik yang kita peroleh sangat kecil.
Risiko kerugian statis adalah risiko kerugian akibat kondisi yang tidak bisa kita prediksi. Kerugian statis biasa diakibatkan kehilangan harta akibat pencurian atau kelalaian, dan juga bencana alam.
Sebagai solusi untuk contoh risiko finansial ini adalah dengan memiliki asuransi bencana alam dan proteksi barang pribadi.
Risiko kerugian dinamis adalah risiko kerugian yang diakibatkan perubahan dalam ekonomi nasional bahkan dunia. Misalnya, perubahan nilai tukar mata uang, perubahan nilai saham, dll.
Sebagai solusi untuk contoh risiko finansial ini adalah dengan melakukan diversifikasi investasi.
Berdasarkan jangka waktu, risiko finansial digolongkan sebagai berikut:
Untuk jangka pendek, risiko ini dapat muncul karena kebutuhan tak terduga dalam waktu yang relatif singkat.
Contoh dari risiko ini adalah kerusakan kendaraan yang berakibat bertambahnya biaya pengeluaran untuk membawa kendaraan tersebut ke bengkel. Hal ini juga mengakibatkan kita harus menggunakan kendaraan umum yang biaya sekali perjalannya mungkin akan lebih besar dari biasanya.
Untuk risiko jangka panjang ini adalah risiko yang muncul karena keadaan yang tak terduga yang mengakibatkan kerugian finansial untuk waktu yang lama.
Salah satu contoh risiko ini adalah kematian. Saat seorang tulang punggung keluarga meninggal, maka hal ini akan berdampak besar bagi keluarga tersebut karena hilangnya sumber pemasukan utama bagi keluarga.
Baca juga: Mengenal Lebih Dalam Tentang Financial Freedom dan Cara Mencapainya
Setelah membaca begitu banyak jenis risiko finansial yang mungkin akan Anda alami, kami mengerti jika Anda mulai merasa khawatir tentang mengelola risiko finansial di atas. Untuk itu, kami juga telah menyiapakan rangkuman untuk meminimalisir risiko finansial Anda.
Dari sisi pendapatan, mencari sumber pendapatan tambahan adalah solusi mutlak yang bisa kita lakukan. Kita telah memahami bahwa risiko pendapatan kerap terjadi karena kita hanya mengandalkan satu sumber pendapatan. Maka dari itu, mencari sumber pendapatan tambahan bisa jadi solusi untuk menghindari risiko ini.
Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mencari sumber pendapatan tamabahan antara lain, berinvestasi, melakukan kerja lepas selain pekerjaan utama, membangun bisnis sampingan, dll.
Setelah berhasil untuk menambah sumber pendapatan, langkah selanjutnya adalah memiliki rencana finansial. Pemasukan yang besar akan lebih bermanfaat jika kita bisa melakukan perencanaan keuangan dengan baik pula.
Anda perlu membuat rencana finansial secara detail agar tidak ada pengeluaran-pengeluaran tidak penting yang lolos dari pengawasan Anda.
Untungnya, Anda tidak perlu melakukan semuanya sendiri karena saat ini jasa financial advisor bisa Anda dapatkan melalui TMF Financial Advisor.
Langkah berikutnya yang tidak kalah penting adalah dengan memiliki dana darurat untuk meminimalisir risiko finansial yang terjadi mendadak. Menyiapkan dana darurat akan memberikan Anda ketenangan untuk menghadapi risiko finansial.
Selain dana darurat, memiliki asuransi juga merupakan langkah yang bijak untuk dilakukan. Ada berbagai macam asuransi yang saat ini telah tersedia seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi kendaraan, asuransi kecelakaan, asuransi investasi, dan sebagainya.
Jika kita cermati, ada dua hal yang sering muncul ketika kita membahas tentang jenis jenis risiko finansial — hutang dan kesehatan.
Dua hal ini memiliki peran yang sangat besar terhadap kondisi finansial seseorang. Maka dari itu, tidak berlebihan rasanya jika menghindari utang dan menjaga kesehatan diri adalah salah satu cara yang untuk manajemen risiko finansial.
Selain itu, pengeluaran tambahan biasanya disebabkan kurang tepatnya pengambilan keputusan finansial kita. Membaca literasi keuangan bisa membantu kita dalam mempelajari manajemen risiko finansial.
Semoga berbagai pemabahasan kita ini dapat membantu kita untuk meminimalisir risiko finansial yang mungkin kita alami.